Indonesia memiliki awal yang relatif terlambat dalam hal memformalkan sektor pariwisata. Sebelum tahun 1970-an, Bali tujuan utama Indonesia saat ini relatif tidak dikenal di kalangan pelancong rekreasi global. Pada tahun 1971 negara meluncurkan Bali Tourism Development Corporation, yang memimpin pengembangan dan penerapan transformasi sebuah desa di pantai selatan Bali menjadi tujuan wisata utama. Dikenal sebagai Rencana Induk Nusa Dua, upaya ini melibatkan serangkaian perbaikan besar untuk infrastruktur regional dan program investasi yang luas, yang menghasilkan pembentukan sejumlah hotel internasional dan Indonesia - bersama dengan entitas komersial lainnya di daerah tersebut. Keberhasilan Master Plan Nusa Dua - yang mengubah pantai selatan Bali menjadi tujuan utama di daerah yang semakin populer relatif cepat - menginspirasi desa-desa lain di pulau itu untuk melakukan inisiatif serupa.
Sejak itu, industri pariwisata Indonesia telah berkembang pesat, menarik jumlah pengunjung yang terus meningkat baik dari tujuan yang relatif dekat, seperti Australia, dan dari tempat yang lebih jauh. Perluasan 2013 Bandara Internasional Ngurah Rai di pulau ini menghasilkan kapasitas baru untuk penerbangan dari Asia dan Australia, yang saat ini menjadi pasar sumber terbesar bagi wisatawan yang datang. Memang, pada tahun 2016 orang Australia merupakan persentase terbesar dari wisatawan yang datang ke Bali, terhitung 23% dari semua pengunjung, diikuti oleh Cina, Jepang, Inggris dan India. Baru-baru ini, Jakarta, ibu kota Indonesia yang berpenduduk padat, telah menjadi tujuan Sewa Denpasar 100 bisnis utama di Asia Tenggara dan semakin terlihat menyaingi para pendukung pariwisata regional seperti Bangkok, Singapura dan Kuala Lumpur. Sebagian besar kenaikan Jakarta berkaitan dengan meningkatnya jumlah operator berbiaya rendah yang telah mendirikan toko di Bandara Internasional Soekarno-Hatta ibukota dalam beberapa tahun terakhir.
Reputasi kota yang berkembang sebagai tujuan belanja ritel utama, di antara atribut lainnya. Pemerintah, pada bagiannya, bekerja untuk memastikan bahwa Bali tetap menjadi tujuan rekreasi global, bahwa Jakarta terus menarik pengunjung dan, sebagai bagian dari rencana pengembangan yang lebih baru, bahwa bagian lain dari negara itu menjadi tujuan wisata dalam hak mereka sendiri. Kemenhub adalah entitas pariwisata utama negara, dengan mandat untuk Sewa Denpasar 86 mengembangkan dan mengimplementasikan inisiatif tingkat federal, dan untuk memastikan bahwa industri semakin beroperasi sesuai dengan standar internasional. Namun, sejumlah entitas yang dikelola pemerintah juga terlibat dalam berbagai aspek sektor pariwisata Indonesia, termasuk Kementerian Tenaga Kerja dan Kementerian Transportasi, antara lain. Secara umum, lingkungan peraturan relatif liberal, dengan Kemenhub menunjukkan sedikit sentuhan dalam banyak kasus untuk terus menarik basis investasi yang semakin beragam.
Sejumlah peraturan penting telah diterapkan dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2014, misalnya, Kementerian Perhubungan memperkenalkan kerangka kerja peraturan untuk hotel yang sesuai syariah, dalam upaya untuk memastikan bahwa peningkatan status Indonesia sebagai tujuan wisata halal dan pemimpin dunia dalam segmen Sewa Mobil Bali tersebut dipertahankan (lihat analisis). Demikian pula, pada awal 2017 pemerintah sedang bekerja untuk mengurangi regulasi dalam industri penerbangan nasional untuk menarik maskapai baru, dan untuk memberi peluang lebih banyak kepada pemain yang ada untuk menambah penerbangan ke Jakarta dan tujuan lokal lainnya. Dari perspektif pariwisata, salah satu perubahan peraturan paling signifikan yang diterapkan dalam beberapa tahun terakhir adalah rezim visa baru pemerintah yang santai, yang memiliki efek berjangkauan luas sejak diluncurkan pada tahun 2015. Sementara awalnya program ini mencakup pengunjung dari 30 negara yang diizinkan masuk ke Indonesia dengan visa turis 30 hari gratis pada akhir 2015 daftar ini diperluas untuk memasukkan 60 negara lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar